Gambar Sampul Antropologi · BAB 5 PENELITIAN ETNOGRAFI
Antropologi · BAB 5 PENELITIAN ETNOGRAFI
Puji Lestari

22/08/2021 08:16:31

SMA 12 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Bab 5 – Penelitian Etnografi

135

MENGKOMUNIKASIKAN

PENELITIAN ETNOGRAFI

B A B

5

Tujuan Pembelajaran:

Setelah mempelajari bab ini diharapkan kalian mampu mengadakan penelitian tentang etnografi

secara sederhana dan m

engadakan observasi, wawancara, mengolah data untuk dipresentasikan.

Peta Konsep :

Penelitian Etnografi, Metode Observasi, Metode Wawancara

Mengkomunikasikan

Penelitian Etnografi

Metode Penelitian

Etnografi

Penulisan Laporan

Penelitian

Kata Kunci:

Antropologi SMA Kelas XII

136

Antropologi adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan manusia yang bekembang

dalam masyarakat. Ilmuwan antropologi disebut sebagai antropolog. Untuk

mendapatkan gelar sebagai antopolog harus dapat mempertahankan suatu penelitian

yang dilakukan dihadapan penguji. Disamping itu para antropolog juga selalu

melaksanakan penelitian untuk mengkaji masalah-masalah budaya dimasyarakat.

Penelitian ini juga nantinya digunakan sebagai referensi dalam mempelajari

antropologi.

Banyak antropolog menggunakan metode kualitatif dalam melakukan penelitian.

Hal ini dilakukan karena antropologi merupakan ilmu yang membutuhkan investigasi

yang mendalam untuk membuktikan suatu kebenaran empiris. Ruang lingkup

antropologi adalah kebudayaan masyarakat dan dekat dengan kebiasaan-kebiasaan

yang ada dimasyarakat maka antropolog menggunakan teknik-teknik personal untuk

menggali data. Pendekatan yang dilakukan adalah menggunakan metode

fenomenologi.

Beberapa antropolog mendifinisikan kebudayaan sebagai pengetahuan yang

diperoleh manusia dan digunakan untuk menafsirkan pengalaman dan menimbulkan

perilaku ( Spradley, 1980:5). Untuk menggambarkan kebudayaan menurut prespektif

ini, para antropolog dalam menjalankan penelitian selalu mempertimbangkan perilaku

manusia dengan jalan mengurai apa yang diketahui mereka yang membolehkan

mereka dalam berperilaku secara baik dengan

common sense

dalam masyarakatnya.

Tingkat keberhasilan penelitian adalah berhasil mendidik pembaca bagaimana

sebaiknya berperilaku dalam suatu latar kebudayaan. Oleh karena, penelitian

etnografi sangat cocok menggunakan metode kualitatif yang mendalam dibanding

secara kuantitatif.

Hasil penelitian inilah yang nantinya akan dikomunikasikan ke masyarakat agar

menjadi pertimbangan maupun masukan bagi masyarakat dalam mengkaji

kebudayaan. Mengkomunikasikan penelitian dengan melakukan penyusunan laporan

penelitian yang nantinya akan dibuat artikel dan disampaikan oleh masyarakat. Proses

penyampainya bisa berupa artikel bebas maupun lewat presentasi dalam seminar.

Nah, bab ini akan mempelajari bagaimana melakukan peneletian etnografi dan cara

mengkomunikasikannya.

Sumber:

www. warsi.com

Bab 5 – Penelitian Etnografi

137

A. Penelitian Etnografi

Secara

umum penelitian

adalah cara-cara

yang dilakukan

dalam suatu pro-

ses kegiatan

yang bertujuan

untuk menge-

tahui, menje-

laskan, dan me-

mahami suatu

keadaan yang

terjadi dalam

masyarakat. Pe-

nelitian juga

untuk mencari

suatu kebenaran

secara empiris. Seorang peneliti budaya selalu memiliki rasa ingin tahu yang sangat

mendalam. Dengan demikian penelitian juga difungsikan untuk mengetahui masalah-

masalah budaya yang berkembang di masyarakat.

Etnografi menurut

Prof. Dr. Lexy J. Moleon, M.A.

dikenal sebagai

dengan uraian rinci yang ditemui etnograf jika menguji kebudayaan menurut prespektif

antropologi. Suatu seri penafsiran terhadap kehidupan, pengertian akal sehat yang

rumit dan sukar dipisahkan satu dari yang lainnya. Tujuan etnografi adalah mengalami

bersama pengertian pemeranserta kebudayaan memperhitungkan dan

menggambarkan pengertian baru untuk pembaca dan orang luar.

Kalian dapat menyimpulkan pernyataan kedua pakar antropologi tersebut

bahwa etnografi bukan sekedar mengumpulkan data tentang orang atau kebudayaan,

tetapi juga berupaya menggali kebudayaan sekelompok masyarakat secara

keseluruhan.

Penelitian atau kajian etnografi bersifat holistik atau menyeluruh. Artinya,

kajian etnografi tidak hanya mengarahkan perhatiannya kepada salah satu atau

beberapa variabel tertentu saja. Bentuk holistik didasarkan pada pandangan bahwa

budaya merupakan keseluruhan sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang tidak

dapat dipisahkan.

Dengan demikian, tujuan utama etnografi adalah mengkaji dan memahami

keadaan penduduk asli atau pribumi, hubungan-hubungannya dalam semua aspek

kehidupan, kesadaran mereka terhadap keadaan lingkungannya, dan pandangan

hidup mereka. Oleh sebab itu, kegiatan kerja lapangan etnografi diibaratkan sebagai

orang yang sedang belajar melihat, mendengar, berbicara, berpikir, dan bertindak

dalam berbagai cara yang berbeda.

Gambar 5.1

Mata pencaharian masyarakat pertanian adalah bagian

dari kajian penelitian etnografi

Sumber:

www. warsi.com

Antropologi SMA Kelas XII

138

Kegiatan etnografi tidak terlepas dari teknik yang digunakan dalam

melaksanakan penelitian etnografi, karena etnografi merupakan sebuah pendekatan

penelitian secara teoritis. Oleh sebab itu, seorang peneliti lapangan terlebih dahulu

harus mempelajari metode-metode yang terkait, apalagi bila peneliti tersebut hanya

sekedar berbekal minat tanpa dilatarbelakangi profesionalisme di bidang kajian yang

akan ditelitinya itu.

TUGAS SISWA

Berpikir Kritis

1. Apa yang dimaksud dengan etnografi?

2. Bagaimana menjelaskan etnografi secara baik?

1. Tahapan Penelitian Etnografi

Di antara sekian banyak metodologi penelitian ilmu-ilmu sosial, metode

yang paling tepat untuk penelitian etnografi adalah metode kualitatif. Pendekatan

ini mengutamakan suatu kualitas data yang mendalam sehingga bisa dapat

diketahui sampai pada akar permasalahan. Dalam praktiknya, metode ini

menggunakan beberapa tahapan dalam melaksanakan penelitian. Adapun

tahapan-tahapan penelitian etnografi menurut

Jerome Kerk

dan

Marc. L

Miler

tersebut adalah sebagai berikut:

a

.

Tahapan Pertama

Tahap pertama penelitian etnografi adalah memilih masyarakat

sebagai objek penelitian. Pada tahapan ini seorang penelitian harus

pandai-pandai menentukan masyarakat mana yang memliki

kebudayaan yang mengakar dan masih memiliki tujuh unsur

kebudayaan yang

masih eksis. Pene-

litian etnografi menje-

laskan ketujuh unsur

kebudayaan tersebut.

Tahap pertama ini

desebut sebagai

find-

ing the field.

Hal-hal

yang dilakukan adalah

cara-cara untuk ma-

suk ke lapangan

dengan baik dan

lancar. Peneliti harus

dapat masuk dalam

struktur aktivitas dari

masyarakat. Oleh karena itu, untuk melakasakan tahapan ini penelitian

terlebih dahulu mempelajari adat-istiadat maupun kebiasaan-kebiasaan

yang ada di masyarakat.

Gambar 5.2

Masyarakat yang dapat menjadi tema

penelitian etnografi

Sumber:

www.liputan6.com

Bab 5 – Penelitian Etnografi

139

Awal penelitian sang peneliti harus mengumpulkan data-data

mengenai norma dan aktivitas budaya sehari-hari dalam masyarakat.

Misalnya, kebiasaan masyarakat dari bangun sampai tidur (apa yang

dilakukan oleh masyarakat tersebut), tata krama, dialek bahasa,

larangan-larangan atau pantangan yang dihindari oleh masyarakat,

dan lain sebagainya. Setelah terkumpulan kegiatan selanjutnya adalah

mendekati masyarakat secara pelan-pelan. Kegitan inilah yang pal-

ing sulit karena tingkat keberhasilan tergantung dari kepandai peneliti

dalam mendekati masyarakat. Dibutuhkan kemampuan sosial yang

khusus agar lancar dalam menjalani kegiatan. Tahapan ini adalah

kegiatan yang penting untuk dapat melanjutkan penelitian.

b. Tahapan Kedua

Kegitan yang dilakukan peneliti pada tahapan kedua adalah

melakukan investigasi untuk menemukan (

Discovery

) dan

mengumpulkan (

Getting

) data. Pada kegiatan tahap kedua peneliti

sudah memulai bekerja dilapangan (

field work

). Sebelum

melaksankan kegiatan ini peneliti harus melakukan penyusunan rencana

peneliti yang rapi dan matang. Peneliti membuat skala prioritas dan

juga

scedule

penelitian. Peneliti juga harus pandai menentukan dimana

tempat dan siapa yang nantinya di jadikan sampel data. Sehingga

penggalian data penelitian tidak menyimpang dari arah masalah yang

dikaji.

Selama melaksanakan pengumpulan data, peneliti harus tetap

waspada dengan data-data yang diperoleh. Kadang data yang di dapat

masih belum tentu kebenarannya. Hal ini terjadi karena faktor non

teknis, misalnya kebohongan dari nara sumber dan juga kurangnya

pemahaman nara sumber. Untuk mengantisipasi kejadian-kejadian

demikian maka peneliti harus melakukan pengecekan ulang (

cross

chek

) dengan nara sumber lain untuk menguatkan kebenaran data

yang didapat sebelumnya. Pengecekan ini dilaksanakan dengan

menanyakan kembali apa yang ditanyakan dari nara sumber satu.

Dengan demikian didapat data yang valid dan dapat dipertanggung

jawabkan kebenarannya.

Pada tahapan ini penelitian harus bekeja hati-hati. Jangan sampai

ada data yang dibutuhkan belum masuk dan ketinggalan. Data yang

menjadi data primer harus diutamakan karena data ini merupakan

data yang menjadi argumen dalam penelitian. Data primer ini juga

dijadikan data dalam melakukan penyusunan laporan penelitian.

Kesempurnaan penelitian juga ditunjang dari ke validan dari data-

data primer. Kegiatan pada tahapan ini adalah inti pokok dari penelitian

karena peneliti benar-benar masuk kelapangan untuk menggali data.

c. Tahap Ketiga

Dalam tahap in peneliti sudah mulai membawa dan menafsirkan

dari data-data yan didapatkan (

reading, interpertation, and get-

ting straight

).

Antropologi SMA Kelas XII

140

Pada tahapan ini data-data penelitian sudah mulai dipertanggung

jawabkan secara ilmiah dan mulai disusun secara sistematis. Kegiatan

yang dilakukan agar tahapan ini berjalan lancar adalah pengecekan

validitas data yaitu melakukan pengujian data yang didapat melalui

evaluasi pengambilan data. Hal yang diperhatikan adalah waktu,

tempat, sumber atau informan, dan alat-alat yang dipakai dalam

penggalian data dilapangan. Evaluasi ini harus sangat teliti mengingat

data-data ini yang nantinya menjadi sumber penulisan laporan

penelitian.

Disamping kegiatan diatas, selanjutnya peneliti juga melakukan

reliabilitas data, yaitu pengujian terhadap data yang sudah menjadi

fokus masalah penelitian. Tujuan kegiatan ini untuk menganalisis

apakah data yang didapat dapat diandalkan dalam mempertahankan

kebenaran penelitian. Agar berjalan lancar dalam melaksanakan

kegiatan ini maka peneliti harus melakukan eksperimen data dengan

membandingkan data dari tempat lain sehingga jika didapat hasil yang

sama data ini bisa dipertahankan.

Tahap ini adalah juga tahap pra penyusunan laporan hasil

penelitian. Yang pertama dilakukan adalah membuat kerangka matrik

data penelitian secara sederhana untuk dasar penulisan laporan

penelitian. Mungkin hal yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah

memberikan gambaran analisa teori yan relevan terhadap data-data

penelitian yang didapat. Dengan demikian tahapan adalah tahapan

untuk memulai penulisan laporan walapun hanya pada tahap

penyusunan latar belakang masalah.

d. Tahap Keempat

Tahap ini adalah tahap terakhir dari penelitian etnografi yaitu .

Pada tahapan ini peneliti melakukan penjelasan untuk pamit kelapangan

(

leaving, explanation, getting out, and getting oven

). Kegiatan

ini dilakukan karena penelitian sudah sampai batas waktu yang

ditentukan dan juga sudah mendapatkan data-data primer yang

diperlukan secara mendalam.

Kemudian peneliti pamit dengan masyarakat yang diteliti secara

baik-baik. Misalnya peneliti berpamitan terhadap tokoh masyarakatnya,

kepala birokrasi, dan dengan masyarakat pada umumnya. Hal yang

harus dilakukan adalah peneliti harus meninggalkan kesan yang baik

dengan masyarakat yang diteliti. Dengan demikian tidak ada rasa

kecewa maupun komplain terhadap penelitian yang dilaksanakannya.

Sehingga jika terjadi permasalahan terhadap penyusunan laporan

penelitian yang mengharuskan kembali ke lapangan masyarakat masih

menerima dengan baik. Hubungan ini harus dijaga dengan baik-baik.

Setelah melakukan kegiatan diatas peneliti melakukan pengolahan

data, yaitu proses menganalisis dari data-data yang didapat dengan

menggunakan pendekatan pengetahuan antropologi secara teoritis dan

praktis.

Bab 5 – Penelitian Etnografi

141

Pengolahan ini dilaksanakan secara sistematis dan benar-benar

mengacu pada teori-teori yang sudah ditentukan. Pada akhir

pengolahan data peneliti melakukan klasifikasi agar tidak kesulitan

dalam melakukan penyusunan laporan.dan laporan yang dimaksud

adalah laporan-laporan ilmiah tentang suatu bangsa atau laporan

etnografi suku bangsa tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan

secara ilmiah.

Dengan empat tahapan ini maka penelitian etnografi dapat terlaksana secara

sempurna. Tahapan ini merupakan metode penelitian yang sederhana dalam

melakukan penelitian etnografi.

Ke-empat tahapan ini harus dilakukan semuanya mengingat penelitian

etnografi adalah penelitian yang menekankan gagasan kebudayaan dengan

terikat pada persoalan-persoalan etnis dan lokasi geografis. Tetapi sekarang

hal itu telah diperluas dengan memasukan kelompok dalam suatu organisasi.

Oleh karena, tahapan-tahapan diatas sudah menjadi kegiatan yang saling

melengkapi dan tidak bisa ditinggalkan satu-sama lainnya. Jika salah satu tahapan

tidak dilakukan maka penelitian etnografi akan mengalami kendala yang bisa

membatalkan penelitian. Dan juga penelitian akan mengalami kegagalan serta

terhenti pada proses penelitiannya.

2. Teknik Penggalian Data dalam Penelitian Etnografi

Penelitian etnografi yang menggunakan metode kualitatif memiliki banyak

teknik dalam penggalian data. T

eknik-teknik ini yang dipakai secara lazim dalam

metode penelitian etnografi secara kualitatif. Adapun teknik penggalian data

adalah sebagai berikut.

a. Teknik observasi

Teknik observasi biasa disebut sebagai metode pengamatan lapangan.

Ada empat macam metode observasi, yaitu pengamatan biasa, pengamatan

terkendali, pengamatan terlibat, dan pengamatan penuh atau lengkap.

Pengamatan biasa adalah pengamatan yang dilaksanakan peneliti tanpa

terlibat kontak langsung dengan pelaku

(informan)

yang menjadi sasaran

penelitiannya. Contohnya peneliti yang sedang mengamati kemacetan lalu lintas,

bisa saja ia duduk di warung tepi jalan. Ia tidak perlu ikut terlibat dalam arus

kemacetan lalu lintas tersebut.

Sama seperti pada pengamat biasa, pada pengamatan terkendali peneliti

tidak perlu mengadakan kontak emosional dengan informan yang sedang

diamatinya. Pada pengamatan terkendali peneliti terlebih dahulu memilih secara

khusus calon-calon informannya sehingga peneliti mudah mengamatinya. Contoh,

pengamatan satu masyarakat. Peneliti membatasi hanya pada pemudanya saja.

Dalam antropologi, pengamatan terlibat disebut metode partisipasi. Metode

ini merupakan metode utama penelitian-penelitian etnografi. Perbedaan prinsip

dengan kedua metode pengamatan sebelumnya terletak pada keterlibatan

peneliti yang mengadakan hubungan emosional dan sosial dengan para informan

yang sedang diamatinya. Melalui keterlibatan tersebut, peneliti lebih memahami

dan merasakan makna perilaku dan kegiatan para informan yang sedang diteliti.

Antropologi SMA Kelas XII

142

Peneliti kemudian dapat

menghayati latar belakang

berbagai gejala yang

sedang diamatinya, sesuai

dengan nilai budaya

masyarakat yang ber-

sangkutan.

Permasalahannya

adalah sejauh mana

keterlibatan peneliti ber-

partisipasi dengan objek

penelitiannya. Per-

masalahan lainnya adalah

sejauh mana pula

keingintahuan peneliti untuk memperoleh data-data hasil penelitiannya. Oleh

sebab itu, metode pengamatan terlibat dikategorikan ke dalam tiga bentuk

penelitian, yaitu keterlibatan pasif, keterlibatan medium, dan keterlibatan aktif.

Ketiga bentuk keterlibatan tersebut adalah sebagai berikut.

1) Keterlibatan pasif

Dalam keterlibatan pasif, peneliti tidak mengadakan kontak

langsung dengan para informan yang sedang diamatinya. Ia hanya

berada di antara mereka yang sedang diamatinya itu.

2) Keterlibatan medium atau setengah

Dalam ketelibatan medium, peneliti masuk ke dalam struktur

masyarakat yang diamatinya, tetapi ia membatasi diri sebagai “orang

luar.” Ia mengadakan pengamatan dari sudut pandangnya sendiri

secara subjektif.

3) Keterlibatan aktif

Hampir sama dengan keterlibatan setengah, dalam keterlibatan

aktif faktor subjektivitas peneliti masih dominan. Pada keterlibatan

aktif, si peneliti terlibat secara aktif dalam aktivitas objek kegiatan

yang sedang diamati itu. Contohnya, seorang peneliti kegiatan gotong-

royong di suatu desa akan ikut serta bergotong-royong bersama para

informan yang sedang diamatinya. Dengan demikian, peneliti akan

lebih memahami fenomena gotong-royong di desa yang bersangkutan.

4) Teknik Pengamatan penuh

Suatu pengamatan dikatakan lengkap atau penuh jika si peneliti

mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang

sedang ditelitinya. Ia sudah dinyatakan bukan sebagai orang luar tetapi

sudah ‘diterima dan masuk’ ke dalam struktur masyarakat yang

diamatinya itu.

Dalam kondisi itu, peneliti akan mudah bergaul dengan masyarakat

setempat tanpa dicurigai. Ia akan mudah mengadakan kontak

emosional dengan anggota-anggota masyarakat informannya.

Gambar 5.3

Observasi dalam penelitian

etnografi untuk mengamati aktivitas

Sumber:

Dokumen penerbit

Bab 5 – Penelitian Etnografi

143

Clifford & George

menjelaskan bahwa untuk mencapai taraf

demikian, pengamatan lengkap memerlukan beberapa persyaratan,

antara lain sebagai berikut.

1) Unsur peneliti

Peneliti tidak boleh memiliki hubungan-hubungan tertentu,

misalnya berasal dari suku bangsa atau kelompok masyarakat

yang sama, atau memiliki hubungan keterkaitan tertentu, seperti

hubungan antara guru dan murid atau majikan dan buruh.

2) Unsur pelaku, responden, atau informan

Informan harus tahu betul masalah-masalah yang akan diamati

oleh peneliti sehingga mudah memberikan informasi.

3) Faktor tempat atau ruang

Setiap gejala atau fenomena yang akan diteliti, apakah orang,

peristiwa, ataukah gejala sosial budaya, harus berada dalam

daerah penelitian

(field)

tertentu yang sama.

4) Faktor waktu

Setiap penelitian harus berada dalam satu saat atau kurun waktu

yang telah direncanakan.

5) Peristiwa rutin

Kegiatan-kegiatan yang diamati harus merupakan kegiatan ru-

tin, bukan yang bersifat insidentil atau tiba-tiba.

6) Faktor ekspresi atau kejiwaan

Faktor-faktor ekspresi dan faktor-faktor kejiwaan lainnya yang

melatarbelakangi sikap, perilaku, dan tindakan para informan

harus mendapat perhatian peneliti.

7) Faktor tujuan

Tujuan penelitian harus jelas agar menjadi fokus atau pusat

penelitian. Hindari agar jangan sampai penelitian melebar atau

meluas kepada hal-hal lain yang berada di luar tujuan utamanya.

b. Teknik Wawancara

Teknik wawancara atau

interview

dipakai untuk memperoleh data atau

keterangan lebih jauh selain data-data yang diperoleh melalui data observasi.

Oleh sebab itu, untuk memperoleh tanggapan yang dikehendaki, wawancara

harus dilakukan dengan teknik-teknik tertentu. Hal ini dimaksudkan agar hasil

penelitian diperoleh berdasarkan data dan fakta yang akurat yang bersifat

kualitatif.

Metode wawancara dilaksanakan melalui dua cara, yaitu wawancara

berencana dan tanpa rencana.

1) Wawancara Berencana

Wawancara berencana dilaksanakan melalui teknik-teknik

tertentu. Teknik tersebut antara lain menyusun sejumlah

pertanyaan sedemikian rupa dalam bentuk

questioner

atau

angket.

Antropologi SMA Kelas XII

144

2) Wawancara Tanpa Rencana

Wawancara tanpa rencana, seperti yang digunakan dalam teknik

questioner

atau angket, dilaksanakan untuk memperoleh

tanggapan yang cukup luas menyangkut aspek-aspek kejiwaan

yang sangat dalam. Misalnya, wawancara untuk memperoleh

tanggapan tentang pandangan hidup atau sistem keyakinan dan

keagamaan.

Dipandang dari bentuk pertanyaan, kedua wawancara tersebut di atas

dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.

1.

Wawancara tertutup

Wawancara tertutup terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang

jawabannya sangat terbatas

2.

Wawancara terbuka

Wawancara terbuka adalah lawan dari wawancara tertutup.

Jawaban pertanyaannya dapat berupa keterangan-keterangan

atau cerita-cerita yang lebih luas.

Dalam melaksanakan metode wawancara atau interview terdapat tiga hal

penting yang perlu diperhatikan. Ketiga hal tersebut adalah teknik bertanya

dalam wawancara, persiapan wawancara, dan pencatatan data selama

wawancara berlangsung. Ketiganya harus dilaksanakan secara berurutan agar

mendapatkan data yang benar-benar tinggi validitasnya,

Teknik wawancara adalah teknik pokok dalam penggalian data pada

penelitian etnografi. Data-data yang diperoleh dari teknik wawancara ini adalah

data primer, yaitu data yang dijadikan sebagai landasan analisis dari penelitian.

Disamping itu, teknik wawancara dapat mengungkap kebenaran secara

sempurna. Dimana dengan proses wawancara peneliti benar-benar bisa

mengetahui apa yang terjadi sebenarnya dalam kajian yang diteliti. Peneliti

juga dapat mengenal apa yang disembunyikan oleh masyarakat secara mendalam

dan secara mendetail. Maka data yang didapat benar-benar menunjang

keberhasilan penelitian.

Gambar 5.4

Teknik wawancara dalam penelitian etnografi sangat

dibutuhkan untuk menggali data secara mendalam terhadap nara

sumber

Sumber:

www. phototempo.com

Bab 5 – Penelitian Etnografi

145

Teknik wawancara ini harus dilaksanakan dengan baik. Semaksimal

mungkin tidak menyinggung perasaan dalam proses wawancara. Pertanyaan-

pertanyaan yang dilancarkan oleh peneliti harus sopan dan tidak mengandung

unsur-unsur memojokan dan menyinggung perasaan nara sumber. Wawancara

yang dilakukan harus benar-benar netral.

3. Teknik Analisis dalam Penelitian Etnografi

Penelitian etnografi adalah penelitian yang mengunakan lagkah-langkah

naturalistik maka seperti diungkapkan oleh Spradley maka analisis yang

digunakan dilapangan harus langsung dilapanan bersama-sama dengan

pengumpulan data. Ada empat tahap dalam melakukan analisis data dalam

penelitian etnografi. Adapun empat analisisnya sebagai berikut.

a.

Analisis Domain

Analisis domain dilakukan terhadap data yang diperoleh dari

pengamatan berperanserta atau wawancara dan pengamatan deskriptif

yang terdapat dalam catatan lapangan. Pengamatan deskriptif berarti

mengadakan pengamatan secara menyeluruh terhadap sesuatu yang ada

dalam latar penelitian. Dalam melakukan analisa domain ini data yang

didapat sudah melalui pengecekan ulang dulu sehingga tidak terjadi

pengulangan-pengulangan dalam menganalisis. Kegiatan pengecekan ulang

inilah dimaksud juga untuk memvaliditaskan data-data yang didapat.

Dalam penelitian etnografi ada enam tahap untuk melaksanakan

analisis domain, yaitu sebagai berikut.

a) Memilih salah satu hubungan sematik yang tersedia;

b) Menyiapkan lembar analisis domain;

c) Memilih salah satu sampel catatan lapangan yang dibuat terakhir

untuk memulaianya;

d) Mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan

hubungan semantik dari catatan lapangan;

e) Mengulani usaha pencarian domain sampai semua hubungan

semantik habis; dan

f)

Membuat daftar yang ditemukan (teridentifikasi).

Keenam tahapan ini dijadikan sebagai acuan dalam melakukan analisis

dilapangan agar hasil dari laporan penelitian mampu menggambarkan

kejadian-kejadian dilapangan.

b. Analisis Taksosnomi

Setelah selesai analisis domain, dilakukan pengamatan dan wawancara

terfokus berdasarkan fokus yang sebelumnya telah dipilih peneliti. Analisis

ini sudah memasuki pada penyusunan matrik penelitian.

Antropologi SMA Kelas XII

146

Kegiatan yang dilakukan adalah dari hasil pengamatan yang dipilih

dimanfaatkan untuk memperdalam data yang telah ditempatkan melalui

pengajuan sejumlah pertanyaan kontras. Data hasil wawancara terpilih

dimuat dalam catatan lapangan yang terdapat dibuku lampiran.

Dalam analisis ini ada tujuh langkah yang harus dilalui oleh peneliti etnografi.

Ketujuh langkah ini adalah sebagai berikut.

a) Memilih satu domain untuk di analisis;

b) Mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama

yang digunakan untuk domain itu;

c) Mencari tambahan isitlah bagian;

d) Mecari domain yang lebih besar dan lebih inklusif yang dapat

dimasukan sebagai sub bagian dari domain yang sedang dianalisis;

e) Membentuk taksonomi sementara;

f)

Mengadakan wawancara terfokus untuk mencek analisis yang

telah dilakukan; dan

g) Membangun taksonomisecara lengkap.

Dalam Analisi ini bentuk pra laporan sudah dapat ditulis menjadi sub-

sub dalam matrik data penelitian. Hasil dari analisis ini mungkin sudah

menggambarkan penelitian yang di maksud.

c.

Analisis Komponen

Analisis komponen dilakukan setelah analisis taksonomi sudah selesai

secara benar. Dalam analisis ini peneliti melakukan wawancara atau

pengamatan terpilih untuk memperdalam data yang telah ditemukan

melalui pengajuan sejumlah pertanyaan kontras. Data hasil

wawancara terpilih dimuat dalam catatan lapangan-lapangan yang

terdapat dalam buku lampiran.

Ada delapan langkah dalam melakukan analisis ini. Kedelapan

langkah ini adalah sebagai berikut.

Gambar 5.5

D

alam melaksanakan analisis penelitian seorang peneliti harus

menggunakan referensi dan literatur memadai

Sumber:

www. uns.ac.id

Bab 5 – Penelitian Etnografi

147

a) Memilih domain yang akan dianalisis;

b) Mengidentfikasi seluruh kontras yang telah ditemukan;

c) Menyiapkan lembar paradigma;

d) Mengidentifikasi dimensi kontras yang memiliki dua nilai;

e) Mengabungkan dimensi kontras untuk ciri yan tidak ada;

f)

Menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada;

g) Mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data; dan

h) Menyiapkan paradigma lengkap.

Analisis ini sudah dekat dengan teori-teori yang mempengaruhi masalah

yang diteliti. Dalam melakukan analisis ini harus menggunakan teori-

teori antropologi yang relevan dengan masalah yang ditelitinya.

d. Analisis Tema

Analisi tema merupakan seperangkat prosedur untuk memahami

secara holistik pemandangan yang sedang diteliti. Sebab setiap

kebudayaan terintegrasi dalam beberapa jenis pola yang lebih luas.

Tujuh cara untuk menemukan tema yaitu.

a) Melebur diri;

b) Melakukan analisis komponen terhadap istilah acuan;

c) Menemukan prespektif yang lebih luas melalui pencarian domain

dalam pemandangan budaya;

d) Menguji dimensi kontras selurus domain yang telah dianalisis;

e) Mengidentifikasi domain terorganisir;

f)

Membuat gambar untuk memvisualisasi hubungan antar domain;

h) Mencari tema universal yaitu kontradiksi budaya.

Analisis tema ini adalah analisis terakhir dan dilakukan ketika akan

melakukan penyusunan laporan penelitian. Ini juga sebagai analisis

yang menggambarkan dari penelitian sesungguhnya.

DISKUSI SISWA

Kecakapan Akademik

Diskusikan dengan kelompok belajar kalian mengenai metode yang

paling efektif digunakan untuk mendapatkan data etnografi: metode

observasi atau metode wawancara? Jelaskan alasannya!

TUGAS SISWA

Kecakapan Sosial

Dalam mengadakan penelitian tentang etnografi, ada observasi dan

wawancara. Sebagai orang membutuhkan data dari suku bangsa yang

kalian teliti. Tentu kalian mempunyai trik-trik/cara tertentu untuk

mendekati masyarakat!

Antropologi SMA Kelas XII

148

B. Penelitian Singkat

Materi mengenai

metodologi etnografi

hanya dianjurkan untuk

dipelajari sebagai penge-

tahuan praktis bagi kalian

yang berniat mengadakan

penelitian sosial budaya

dalam kegiatan Karya

Ilmiah Remaja (KIR).

Apabila waktu, kesempa-

tan, dan biaya memung-

kinkan, sangat dianjurkan

me-lakukan observasi dan

deskripsi etnografi ter-

hadap pola kebudayaan

setempat. Di samping itu,

observasi dan deskripsi

etnografi dapat pula dilakukan terhadap pola kebudayaan suku bangsa kalian sendiri.

Hal ini penting agar kalian menyadari bahwa semua suku bangsa merupakan bagian

dari masyarakat dan kebudayaan Indonesia.

Penelitian singkat mengenai etnografi dimaksudkan sebagai observasi terbatas

mengenai fenomena atau kelompok masyarakat tertentu, bukan penelitian etnografi

yang bersifat holistik atau menyeluruh. Penelitian singkat itu, misalnya mengenai

masalah-masalah sebagai berikut.

1. Sistem Religi

Bidang religi yang dapat diteliti dengan metode penelitian etnografi antara lain

adalah:

a

.

upacara pemberian sesaji di tempat-tempat yang dikeramatkan;

b.

upacara “Sedekah Bumi” untuk menghormati Dewi Sri;

c.

tata upacara merawat dan menguburkan jenazah.

2 . Upacara-Upacara

Upacara-upacara yang diteliti ialah upacara-upacara adat yang terkait ke dalam

pergantian tingkat umur seperti khitanan, perkawinan, tujuh bulanan, dan turun

tanah atau

tedak siti

.

3. Sistem Kesenian

Sistem kesenian yang dapat diteliti antara lain tari-tari pergaulan dan tari-tari

menyambut tamu agung.

4. Sistem Mata Pencaharian Hidup

Sistem mata pencaharian yang dapat diteliti dengan metode penelitian etnografi

antara lain pertanian sawah, desa nelayan, dan peternakan sapi perah.

5. Pola Kebudayaan Suku Bangsa Setempat

Di Indonesia terdapat banyak suku bangsa. Menurut data etnografi di Indone-

sia terdapat lebih dari 250 suku bangsa, yang masing-masing memiliki corak

kebudayaan daerah yang khas.

Gambar 5.6

Seorang peneliti sedang melaksanakan penelitian

dilapangan

Sumber:

www. liputan6.com

Bab 5 – Penelitian Etnografi

149

Untuk melaksanakan penelitian singkat ini, beberapa hal yang perlu

diperhatikan antara lain sebagai berikut.

1.

Unsur atau masalah yang akan diteliti.

2.

Metode yang akan dipakai.

3.

Penentuan daerah penelitian.

4.

Penentuan lembaga atau suku bangsa (jika tentang kelompok masyarakat).

5.

Kerangka acuan dasar penelitian.

6.

Hal-hal teknis menuju atau selama berada di daerah penelitian: bagaimana

transportasinya, bagaimana akomodasinya, dan yang paling penting tentu

anggaran biayanya.

Semua unsur persiapan itu disusun dalam bentuk proposal. Selain itu, perlu dibuat

pula

schedule

atau jadwal pelaksanaannya.

Setelah selesai mengadakan penelitian, data yang diperoleh harus segera

diolah. Jangan ditunda-tunda supaya tidak lupa atau ada yang terlewat. Laporan

tertulis disusun berdasarkan data yang ditemukan.

C. Menyusun Laporan Penelitian

Penulisan laporan penelitian tidak terlepas dari keseluruhan terapan dari

kegiatan penelitian. Kemampuan peneliti dalam melaporkan hasil penelitian sudah

menjadi tuntutan mutlak bagi seorang peneliti. Penyusunan laporan penelitian harus

sistematis dan juga melampirkan data-data olahan dilapangan. Penyusunan harus

sesuai dengan data lapangan yang diolah di lapangan. Tidak boleh dikurangi maupun

di manipulasi serta harus sesuai dengan kenyataan dilapangan. Hal ini dilakukan

agar laporan penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Laporan

penelitian bisa dibuat dalam bentuk makalah dan artikel yang nantinya dapat

dikomunikasikan melalui media massa.

Fungsi penyusunan laporan penelitian adalah sebagai hasil penelitian yang

akan dikomunikasikan kepada masyarakat awam. Yang demikian biasanya dimuat

sebagai artikel dalam koran. Bentuk ini menuntut cara penyajian tersendiri karena

pembacannya terdiri dari orang awam sehingga penyajiannya hendaknya dilakukan

secara ilmiah populer. Cara penyajiannya demikian menuntut agar biasanya disusun

secara sederhana, mudah dipahami, singkat, namun harus diusahakan agar inti hasil

penemuan tetap dapat terkomunikasikan kepada masyarakat.

Fungsi dan bentuk laporan tersebut seharusnya dapat digambarkan secara singkat

dalam kerangka laporan, Namun, para peneliti kesulitan untuk melakukan sistematika

dalam penulisan laporan. Padahal sistematika penulisan laporan sebagai arah gerak

dari penelitian tersebut. Dengan demikian penulisan laporan harus dilakukan secara

hati-hati dan syarat ilmu pengetahuan.

1. Kerangka Laporan Penelitian

Menurut

Patton

(1987:340-342) dikutip dari Lexy Maleong bahwa

menyusun kerangka untuk kepreluan penelitian kualitatif harus disusun secara

sistematis. Hal ini dilakukan agar penyajian dari laporan penelitian dapat dipahami

secara berurutan.

Antropologi SMA Kelas XII

150

Dengan penulisan demikian maka pembaca dapat nyaman dan mengerti apa

yang menjadi masalah yang diteliti. Adapun kerangka penelitian yang dimaksud

sebagai berikut.

I.

Latar Belakang, Masalah, Tujuan Penelitian

A. Latar Belakang Penelitian

1.

Bagaimana asal mula penelitian dilakukan?

2.

Untuk apa penelitian ini

3.

Penelitian ini diadakan oleh siapa?

4.

Bagaimana penentuan penelitian?

B. Masalah dan Pembatasan Penelitian

1.

Fokus sebagai pembatasan penelitian?

2.

Pertanyaan-pertanyaan penelitian?

3.

Alasan dilakukan penelitian

C. Tujuan, Kegunaan, dan Prospek Penelitian

1.

Tujuan penelitian

2.

Kegunaan pelaksanaan dan hasil penelitian

3.

Prospek penelitian (berupa tindakan-tindakan yang diperkirakan

atau kepustakaan-kepustakaan yang akan diambil sebagai hasil

penelitian ini)

II. Acuan Teori

A. ...................................(judulnya sesuai fokus penelitian)

1.

............................(subjudulnya sesuai sub-fokus 1)

2.

............................(subjudulnya sesuai sub-fokus 2)

B. ..................................Petunjuk untuk studi ini

III. Met

odologi

A. Diskripsi Latar Penelitian, Entri, dan Kehadiran Penelitian

1.

Diskripsi latar penelitian

2.

Tahap-tahap dan jadwal waktu penelitian

3.

Sampling; Situasi, dan subjek

B. Diskripsi Penelitian Sebagian dan Metode yang Digunakan

C. Tahap-tahap Penelitian dan Sampling

1.

Tahap-tahap dan jadwal waktu penelitian

2.

Sampling; Situasi, dan Subjek

D. Proses Pencatatan dan Analisis Data

1.

Proses pencatatan data

2.

Proses analisis data

IV Penyajian Data

A. Diskripsi Penemuan (yang diorganisasi di sekitar pernyataan-

pernyataan penelitian dan pemakain informasi)

1. Diskripsi informasi; Hasil pengamatan atau wawancara (apa yang

terjadi?apa yang dikatakan)

2. Diskripsi informasi lainnya ( berasa; dari dokumen, foto, dan lain-

lain)

Bab 5 – Penelitian Etnografi

151

B. Diskripsi Hasil Analisis Data

1. Penyajian pola, tema, kecenderung, dan motivasi yang muncul dari

data

2. Penyajian kategori, sistem klasifikasi, dan tipologi (tipologi yang

disusun oleh untuk menjelaskan duniannya dan yang disusun oleh

peneliti)

C. Penafsiran dan Penjelasan

1. Hipotesis kerja; kaitan-kaitan antara kategori dengan dimensi; antara

konsep dengan konsep

2.Persoalan yang berkaitan dengan sebab dan konsekueinsinya

(dengan konsep yang saling mempertajam)

V. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

A. Perpanjangan Kehadiran Pengamat

B. Diskusikan Rekan Sejawat

C. Analisis Kasus Negatif

D. Kecukupan Referensial

E. Trianggulasi; Metode; Sumber; Penelitian

F.

Pengecekan Anggota

G.

Auditing

VI Kesimpulan dan Rekomendasi

A. Apa sajakah penemuan-penemuan penting?

B. Apa saja implikasi dari penemuan-penemuan tersebut?

C. Apa sajakah rekomendasi-rekomendasi yang diajukan?

1.

Rekomendasi dari pihak subjek

2.

Rekomendasi dari pihak peneliti

Kerangka pelaporan penelitian kalitatif dalam peneltian etnografi adalah

bisa menjelaskan tentang tujuh unsur kebudayaan. Ketujuh unsur ini

mungkin dapat dimaksudkan kedalam bab pembahasan yang diberikan

analisi teori yang sesuai dengan fokus dari penelitian. Penulisan laporan

penelitian etnografi memiliki tingkat kesulitan diatas rata-rata. Tapi dengan

sistematika diatas hal itu bisa diselesaikan.

2. Teknik Penulisan Laporan

Teknik penulisan artikel meliputi cara penulisan, gaya penulisan, dan diakhiri

dengan petunjuk umum penulisan. Menurut

Bogdan

dan

Biklen

(1982), cara

penulisan suatu laporan penelitian biasanya diarahkan oleh suatu fokus yang

berarti bahwa penulis memutuskan untuk memberitahukan keinginannya kepada

para pembaca. Keinginan tersebut hendaknya ditulis dengan dua atau beberapa

kalimat sebagai simbol dalam mengkomunikasikan hasil penelitian.

Mengkomunikasikan penelitian harus dengan bahasa yang cermat dan sederhana

sehingga mudah dipahami.

Fokus penelitian hendaknya berupa tesis, tema, atau topik. T

esis ialah

proposisi yang diajukan kemudian diikuti argumentasi.Tesis itu bisa diangkat

dari hasil perbandingan penelitian yang sedang dilakukan dengan apa yang

dikatakan oleh kepustakaan profesional.

Antropologi SMA Kelas XII

152

Misalnya, “Peneliti berpendirian bahwa...; Penelitian ini menemukan

permasalahan lainnya...; Model... yang ditemukan dalam penelitian ini jelas

menuntut adanya cara penerapan lainya dalam kehidupan masyarakatnya. Tesis

demikian dapat berargumentasi bahwa kosekuensi yang tak tampak dari suatu

perubahan tertentu yang dilihat oleh oran luar atau lebih penting dari proses

yang direncanakan. Dengan demikian tesis merupakan suatu fokus yang baik

yang penyajiannya bersifat argumentatif dan menarik. Dan yang dilakukan

oleh peneliti hendaknya berhati-hati dalam mengungkapkan argumentasinya

karena biasanya argumen demikian diserang oleh peneliti lainnya.

Fokus berikutnya ialah tema. Tema, menurut kedua penulis adalah beberapa

konsep yang muncul dari data. Tema ini dapat dirumuskan dalam beberapa

tingkatan abstraksi yang berasal dari pertanyaan-pertanyaan tentang jenis latar

tertentu menjadi pertanyaan yang universal. Penulisan tema ini disesuaikan

dengan tema-tema yang sederhana dan kemudian baru dijabarkan dalam bentuk

diskriptif.

Fokus yang terakhir adalah ialah topik, yaitu satuan aspek tertentu tentang

apa yang sedang diteliti dan suatu ide mengenai hal itu. Tema bersifat konseptual

sedangkan topik bersifat diskriptif. Fokus ini kadang-kadang digabung oleh

penulis laporan dan hal itu bergatung pada beberapa hal. Pertama, bergantung

pada apa yang diperlukan oleh penulis laporan. Kedua, tergantung kepada

kemampuan dan kecakapan penulis. Ketiga, tergantung kepada bentuk tulisan

yang dihasilkan, misalnya penulisan akademis cenderung menggunakan tema.

Sebagai peneliti pemula kadang masih mengalami kebingungan dalam

menyusun kerangka penulisan laporannya. Kadang ada yang menulis dengan

sistematika yang tidak teratur sehingga sulit untuk dipahami. Agar lebih mudah

sebagai peneliti pemula penyusunan laporan penelitian dibuat secara sederhana

dengan memperhatikan sistimatika yang sudah ditentukan. Dengan mengikuti

alur sistimatika penulisan laporan penelitian maka peneliti pemula dapat

menjabarkan bahasan apa yang akan dikomunikasikan ke khalayak umum.

Penulisan laporan penelitian etnografi yang dikerjakan oleh anak-anak SMA

agar mengacu pada konsep yang dikembangkan oleh Lexy Mauleong.

Dalam menulis laporan penelitian etnografi menurut

Lincoln

dan

Guba

(1985) yang kiranya dapat bermanfaat bagi penulis muda dikemukakan petunjuk

penulisan laporan sebagai berikut

a.

Penulisan hendaknnya dilakukan secara informal.

b.

Penulisan itu hendaknnya tidak bersifat penafsiran atau evaluatif

kecuali bagian yang mempersoalkan hal itu.

c.

Penulisan hendaknya menyadari jangan sampai terlalu banyak data

yang dimasukan.

d.

Penulisan hendaknya tetap menghormati janji tidak menuliskan nama

dan menjaga kerahasiaan.

e.

Penulisan hendaknya tetap melaksanakan penjajahan audit.

f.

Penulis hendaknya menetapkan batas waktu penyelesaian laporannya

dan bertekat untuk menyelesaikannya.

Bab 5 – Penelitian Etnografi

153

Dengan menggunakan petunjuk penelitian ini kalian dapat

mengkomunikasikan hasil penelitiannya secara baik dan sempurna. Akan tetapi

yang terpenting adalah aliran jangan menggunakan bahasa yang berlebihan

dalam menyusun argumentasi sehingga sulit dipahami oleh pembaca maupun

pendengar jika sedang dipresentasikan.

3. Penulisan Makalah dan Artikel

Penyusunan makalah dan artikel dalam penelitian bertujuan untuk

mengunkapkan hasil penelitian secara sederhana. Format penulisan makalah

lebih sederhana dibanding dengan kerangka penulisan laporan penelitian dan

artikel juga lebih sederhana dari penulisan makalah karena hanya berupa wacana

masalah dalam penelitian. Menurut

Schuman

yang dikutip dari buku Prof. Dr

.

Lexy J. Moleong, M.A bahwa penulisan karya ilmiah atau makalah pada

dasarnya adalah untuk menemukan sesuatu yang baru dalam ilmu pengetahuan.

Temuan demikian hendaknya sesuatu yang sangat fundamental, sehingga

dapatlah menyakinkan komunitas ilmiah umumnya.Penulisan makalah harus

berisikan materi-materi yang menarik walaupun dibatasi dengan permasalahan

yang ada.

Perlu diketahui bahwa para ilmuwan antropologi pada umumnya

berpandangan bahwa karya tulis berupa makalah justru bersumber pada hasil

penelitian. Namun, makalah dipandang sederhana sehingga para peneliti merasa

nanti hasil dari kerja keras penelitian sangat tidak berbobot. bagi anak SMA

format yang cocok dalam penyususun laporan berupa makalah atau artikel.

Faktor mudah dalam penyusunan dan juga tidak perlu mengungkapkan panjang

lebar dari hasil penelitian. Disamping itu, penulisan makalah dan artikel memang

bisa juga sebagai pelatihan penulisan karya ilmiah yang nantinya untuk dicoba

di masukan ke media massa.

Bentuk penulisan makalah dan artikel bisa berupa hasil kajian kepustakaan

atau masalah budaya yang terjadi di masyarakat. Analisis yang digunakan secara

kritis dengan memenuhi persyaratan dan kriteria penulisan karya tulis ilmiah

dapatlah dikategorikan sebagai karya ilmiah pada umumnya. Oleh karena,

makalah yang ditulis harus memilki objektifitas masalah yang ditulisnnya dan

juga harus menyertakan landasan teori yang relevan.

Suatu makalah yang baik harus memiliki dua tujuan yaitu pertama, harus

secara lengkap dan jelas menguraikan prosedur yang diikuti dan hasil yang

diperoleh; Kedua, harus menempatkan hasil dalam suatu prespektif dengan

jalan mengkaitkannya dengan keadaan perkembangan ilmu sekarang dan dengan

jalan menginteprestasikan signifikannya dengan studi lebih lanjut. Dalam

penulisan ilmiah yang baik harus mengikuti hal-hal berikut ini:

a.

Mengikhtiarkan keadaan perkembangan ilmu pengetahuan pada

umumnya dan suatu topik umum.

b.

Mengaitkan pekerjaan penelitian dengan tubuh pengetahuan dalam

topik.

c.

Menyertakan hipotesis kritis ke arah mana tujuan yang diteliti.

d.

Menginteprestasikan hasil studi itu dengan hipotesis dan dengan

keadaan perkembangan ilmu pengetahuan.

Antropologi SMA Kelas XII

154

e.

Mengidentifikasikan pertanyaan-pertanyaan penelitian dan kelemahan

prosedural yang perlu dipersoalkan dikemudian hari.

format penulisan makalah harus sistematis dan tidak boleh terlalu meluas.

Ada pembatasan masalah dalam pengkajiannya. Bahasa yang digunakan harus

komunikatif dan ekonomis. Penjelasan dibuat secara sederhana tetapi harus

tepat. Tidak boleh mendeskripsikan salah satu budaya tertentu. Dibuat sebagai

bentuk wacana untuk memberikan pengetahuan dan jika mungkin memberikan

solusi. Adapun Format makalah adalah sebagai beikut.

A. Pendahuluan

1.

Berisi latar belakang penelitian atau masalah.

2.

Rumusan masalah

3.

Tujuan penelitian

4.

Metode penelitian

B. Pembahasan

1.

Berisi deskripsi lokasi penelitian

2.

Pembahasan Penelitian

C. Penutup

1.

Kesimpulan

2.

Saran

D. Daftar Pustaka

Tugas Siswa

Coba kalian perhatikan kebudayaan dilingkungan tempat tinggal

kalian! Kemudian carilah permaslahan budaya yang dapat dijadikan topik

penelitian! Lakukan penelitian sederhana dan laporan disusun dengan

menggunakan metode penulisan makalah?

D. Mengkomunikasikan Penelitian dalam Seminar

Setelah penelitian selesai dilaksanakan dan laporan awal selesai disusun, maka

hasil penelitiannya perlu diseminarkan. Seminar hasil penelitian dilaksanakan dalam

rangka untuk mempresentasikan hasil penelitian kepada orang lain. Tujuan utamanya

adalah untuk mengkomunikasikan hasil yang dicapai untuk ditanggapi oleh orang

lain. Hasil penelitian tidak tertutup terhadap kritik dari peserta seminar, sehingga

masukan-masukan dalam seminar dapat dijadikan bahan untuk memperbaiki dan

melengkapi laporan penelitian. Dengan demikian berarti peneliti tidak tertutup

terhadap kritik yang sifatnya membangun, melainkan justru harus terbuka terhadap

kritik dan masukan yang ada.

Bab 5 – Penelitian Etnografi

155

Dalam seminar

yang menjadi pokok

permasalahan adalah

peneliti. Disini peneliti

sebagai orang yang

berperan dalam kegiatan

seminar. Peneliti akan

menjadi pembicara yang

nantinya akan menjadi

tokoh utama untuk

menyampaikan atau

mengkomunikasikan

hasil penelitian. Sebagai

pembicara dalam semi-

nar ada beberapa

tuntunan yang harus

dipenuhi.Tuntutan yang

harus dipenuhi adalah

mampu menciptakan suasana seminar yang menarik, dapat mengubah cara pandang,

dan memberikan pengetahuan yang bermanfaat dari hasil penelitian yang dilakukan.

Peneliti yang menjadi pembicara juga harus dapat mengaktulisasikan isi dari

laporan penelitian secara sistematis. Apa yang disampaikan langsung pada inti

permasalahannya. Dalam menyajikan materi jangan sampai membuat kejenuhan

bagi para pendengar. Sebisa mungkin peneliti dalam mengkomunikasikan penelitian

menyajikan sesuatu yang menarik dan dapat menimbulkan berbagai pertanyaan

untuk memberikan masukan kekurangan penelitian. Peneliti yang menjadi

pembicarakan dalam seminar menggunakan bahasa yang mudah di pahami dan

jangan sampai menggunakan istilah-istilah yang tidak perlu.

Menurut

Soerjono Soekanto

(1982) seorang peneliti etnografi yang akan

mengkomunikasikan hasil laporan penelitiannya dengan baik harus memperhatikan

hal-hal sebagai berikut.

1.

Menyajikan dengan bahasa yang sederhana tetapi benar, sehingga mudah

dimengerti khalayak.

2.

Menyajikan bahan secara sistematis.

3.

Menguasai bahan yang disajikan.

4.

Memberikan contoh-contoh sederhana tetapi penting yang berasal dari

kehidupan sehari-hari.

5.

Menyesesuaikan diri dengan khalayak secara serta merta dan cepat.

6.

Tidak menimbulkan ketegangan, walaupun harus menyajikan hal-hal yang

kadang-kadang bersifat kontrovesial.

7.

Membentuk opini positif.

8.

Berdiskusi dengan benar.

9.

Membimbing khalayak ke arah kemampuan untuk memecahkan masalah-

masalah yang dihadapinya secara mandiri.

10. Mengakui keterbatasan pengetahuannya.

Gambar 5.7

Seorang peneliti sedang menkomunikasikan hasil

penelitiannya dalam acara seminar

Sumber:

www.polimancab.go.id

Antropologi SMA Kelas XII

156

Dalam acara seminar sosial ada beberapa unsur yang menjadi bagian dari

peserta seminar. Seminar yang dilaksanakan oleh instansi-instansi memiliki

standarisasi umum yang menjadi unsur-unsur kegiatan. Tetapi juga ada seminar

yang dilaksanakan dengan unsur-unsur yang menimal. Biasanya seminar ini adalah

ujian dalam meraih gelar-gelar kesarjanaan. Dalam bentuk seminar demikian hanya

terdiri dari peneliti atau pembicara dan penguji atau penelaah hasil penelitian. Untuk

seminar besar dan resmi unsur-unsurnya terdiri atas:

1. Pemimpin diskusi atau moderator.

2. Pemapar isi laporan.

3. Penanggap utama.

4. Penulis hasil selama presentasi atau notulen.

5. Audiense atau pendengar.

Unsur-unsur seminar diatas ini sudah menjadi satu kesatuan yang harus

terpenuhi. Jika salah satunya tidak ada acara seminar tidak bisa dilaksanakan. Hal

ini terkait dengan posisi dari unsur-unsur seminar yang memiliki peran yang saling

melengkapi. Dengan demikian, kegitan seminar dalam mengkomunikasikan hasil

penelitian memang harus direncanakan secara matang agar acara seminar sukses

diselenggarakan.

NUANSA ANTROPOLOGI

JJ Fox dan Pendidikan di NTT

Tahun 1775, atau 170 tahun sebelum Indonesia merdeka, sekolah

pertama dalam bahasa Melayu sudah didirikan di Nusa Tenggara Timur,

khususnya di Pulau Rote. “Dengan cepat, dalam beberapa tahun

kemudian, Rote mempunyai 15 sekolah serupa.”

Pengungkapan fakta sejarah panjang pendidikan di NTT itu

disampaikan antropolog/etnolog terkenal dari

Australian National

University

, Prof. Dr. James J Fox, dalam perbincangan belum lama ini

di Jakarta.

Sejarah pendidikan di NTT tergolong tua dibandingkan dengan

sejarah pendidikan di wilayah lain di Indonesia. Jauh sebelum bahasa

Melayu dijadikan cikal bakal bahasa Indonesia, masyarakat Rote (NTT)

sudah menggunakannya sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah

setempat.

Namun, setelah 213 tahun berlalu, bagaimanakah kondisi dan potret

pendidikan di NTT dewasa ini? Hasil ujian nasional tahun 2006 secara

jelas memperlihatkan ironi besar dalam sejarah pendidikan di NTT.

Tingkat kelulusan menempati posisi paling rendah dibandingkan

dengan provinsi lain di Indonesia, bahkan dibandingkan dengan wilayah

bergolak seperti Aceh, Poso, Ambon, dan Papua.

Bab 5 – Penelitian Etnografi

157

Ketika ditanya tentang penilaiannya atas kondisi pendidikan di

NTT saat ini, Fox, kelahiran Amerika Serikat 66 tahun lalu, mengelak

dengan derai tawa. Guru besar antropologi yang mempunyai banyak

bekas murid bimbingannya di Indonesia itu lebih tertarik menerawang

jauh ke akar sejarah pendidikan di NTT.

Berbagai penuturan juga menyingkapkan, mutu pendidikan di NTT

hingga awal kemerdekaan masih mencolok. Sampai tahun 1950-an

banyak guru dikirim ke Jawa, termasuk ke Jakarta. Namun, kondisi

pendidikan di NTT sekarang yang anjlok merupakan ironi besar bagi

NTT di alam kemerdekaan.

Ironi lain dapat disebutkan dalam bidang infrastruktur. Ketika

zaman kolonial, kendaraan Belanda, misalnya, dapat melintas mulus di

Pulau Flores. Jalan sepanjang 667 kilometer itu kini sering terputus

terkena longsor, dan pada musim hujan menjadi kubangan di mana-mana.

Meski menghindar untuk memberikan penilaian terhadap kondisi

pendidikan NTT sekarang ini, Fox menekankan, “Sudah lama orang

NTT berkenalan dengan pendidikan sebagai sesuatu yang sangat

penting.” Sebagai ilustrasi, Fox membandingkan dengan pergulatan

Irlandia.

Semula Irlandia tergolong sangat miskin di Eropa, tetapi kini

menjadi salah satu negara paling maju berkat pendidikan. “Para

pemimpin Irlandia terus-menerus menekankan pentingnya pendidikan

dan pendidikan. Hanya sekitar satu generasi, semuanya berubah,”

ungkapnya.

Khusus bagi NTT, ia menganjurkan kepada warga NTT yang

berada di NTT maupun dalam diaspora untuk mendorong pengembangan

sumber daya manusia dengan mengembalikan budaya pendidikan.

“Tidak bisa lain harus melalui pendidikan,” ujar Fox. Daya dukung

sumber daya alam NTT dia katakan semakin terbatas. Bahkan, Fox

yang memulai penelitiannya tahun 1960-an di Pulau Rote dan Sabu,

mengingatkan krisis ekologis menjadi ancaman serius bagi NTT.

Persoalan ekologi termasuk perhatian utama Fox dalam berbagai

penelitiannya. Buku

Harvest of The Palm

(1977), yang sudah

diterjemahkan menjadi

Panen Lontar,

menggambarkan perubahan

ekologis masyarakat Rote dan Sabu akibat eksploitasi penggunaan lontar.

Buku

Panen Lontar

bagi Fox merupakan rekaman awal penelitian

antropologis dan sejarah Indonesia timur. Buku itu menggambarkan lontar

sebagai pohon kehidupan yang memberikan beraneka macam manfaat

kepada masyarakat Rote dan Sabu.

Bahkan, air nira hasil sadapan dari mayang pohon lontar menjadi

makanan pokok, bukan sekedar lauk-pauk atau makanan kecil. Tidaklah

mengherankan, Fox menggunakan istilah khas orang Rote ‘meminum

makanan.’

Antropologi SMA Kelas XII

158

Semula Fox melakukan penelitian tahun 1962 mengenai NTT atas

anjuran pembimbingnya di Unversitas Oxford, Rodney Needham, yang

sudah melakukan penelitian di Pulau Sumba, tetapi lambat laun ia tertarik

kepada masyarakat, lingkungan, dan sejarah NTT. Lebih-lebih setelah

ia mulai masuk NTT sejak awal tahun 1965.

Pergulatan Fox sebagai antropolog/etnolog boleh dibilang berawal

dari penelitiannya di Rote dan Sabu, dua pulau kecil di NTT. Tidaklah

mengherankan, dengan setengah berkelakar Fox menyatakan, NTT

menjadi “pusat dunia” dalam kiprah penelitiannya sebagai etnolog

selanjutnya.

Dari NTT, Fox mengembangkan penelitiannya ke wilayah lain di

Indonesia dan bagian dunia dengan beragam tema. Sudah berkali-kali

Fox ke NTT, bahkan sempat mengajar di Universitas Cendana, Kupang,

dan sedikitnya 12 kali menderita malaria.

Sarjana tamatan Universitas Harvard dan Oxford ini juga pernah

mengajar di Universitas Duke, dan Universitas Cornell. Pernah menjadi

dosen tamu di Universitas Chicago, Universitas Leiden, Universitas

Bielefeld, dan Ecole de Hautes Etudes.

Sampai sekarang, Prof. Fox masih aktif mengajar, memberikan

bimbingan disertasi, dan melakukan berbagai penelitian dengan bidang

perhatian dan kajian yang luas. Ketika ditanya bagaimana keadaan NTT

saat ini, dibandingkan dengan tahun 1960-an ketika pertama kali datang

ke wilayah itu, Fox dengan mata menerawang jauh ke masa lalu sambil

tersenyum kecut menyatakan, “Tidak banyak berubah.” Ia sekali lagi

mengingatkan krisis ekologis yang sedang mengancam NTT.

Sumber:

Kompas,

Selasa 4 Juli 2006

Pertanyaan:

1. Siapakah JJ Fox itu?

2. Apa yang telah diteliti oleh Fox?

3. Di mana lokasi penelitian Fox?

4. Bagaimana pendapat Fox tentang kondisi masyarakat yang diteliti?

5. Sudah berapa tahun Fox mengadakan penelitian?

REFLEKSI

Setelah mempelajari bab ini, cobalah untuk mengadakan penelitian secara

sederhana tentang masyarakat yang agak terpencil di daerah sekitar

kalian!

Bab 5 – Penelitian Etnografi

159

A. Penelitian Etnografi

1.

Metode Observasi

2.

Metode Wawancara

a.Teknik bertanya dalam wawancara

b. Persiapan wawancara

c. Pencatatan data selama wawancara

B. Penelitian Singkat

C. Penulisan Laporan Penelitian

1.

Laporan penelitian

2.

Makalah dan Artikel

D. Mengkomunikasikan Hasil Penelitian

I.

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban

yang paling benar! Kerjakan di buku latihan Anda!

1.

Metode yang memungkinkan terjadinya keterlibatan seorang peneliti

dalam masyarakat yang dijadikan objek penelitiannya adalah ....

a

.

pengamatan

b.

wawancara

c.

verstehen

d.

pengamatan terlibat

e.

pengamatan terkendali

2.

Bentuk pengamatan yang paling sering digunakan dalam penelitian

antropologi adalah ....

a.

pengamatan biasa

b.

pengamatan terlatih

c.

pengamatan terlibat

d.

pengamatan terkendali

e.

pengamatan tidak langsung

3.

Pengamatan tidak berstruktur sering digunakan dalam penelitian ....

a .

antropologi

b.

sosiologi

c

eksploratori

d.

politik

e.

a dan c benar

RANGKUMAN

EVALUASI

Antropologi SMA Kelas XII

160

4.

Alat-alat yang tidak sering digunakan dalam pengamatan adalah ....

a.

pena dan kertas

b.

tape recorder

c.

kamera

d.

film dan video

e .

televisi

5.

Wawancara yang pertanyaan-pertanyaannya tidak terpusat, dapat

berpindah-pindah dari satu pokok ke pokok yang lain adalah ....

a.

wawancara tidak berstruktur

b.

wawancara tidak berencana

c.

wawancara sambil lalu

d.

wawancara bebas

e.

wawancara terbuka

6.

Bentuk wawancara yang bukan termasuk wawancara tidak berencana

adalah ....

a.

wawancara berstruktur

b.

wawancara tidak berstruktur

c.

wawancara terfokus

d.

wawancara bebas

e.

wawancara sambil lalu

7.

Dalam penelitian etnografi, hasil-hasil pengamatan dan wawancara

dituangkan dalam catatan yang disebut ....

a.

karangan etnografi

b.

etnografi

c.

field notes

d.

kerangka etnografi

e.

format pencatatan

8.

Deskripsi mengenai kebudayaan suatu suku bangsa disebut ....

a.

kerangka etnografi

b.

field notes

c.

karangan etnografi

d.

etnologi

e.

penelitian etnografi

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1.

Sebutkan dan jelaskan metode-metode yang digunakan dalam penelitian

etnografi!

2.

Sebutkan dan jelaskan hal-hal yang biasanya menjadi bahan pengamatan

seorang peneliti!

3.

Gambarkan proses yang ditempuh seorang peneliti pada saat ia

melakukan pengamatan terlibat!

4.

Persiapan-persiapan apa saja yang dilakukan peneliti sebelum wawancara

dilangsungkan?

5.

Deskripsikan tentang kegunaan

field notes!

Soal Semester 2

161

SOAL SEMESTER 2

I.

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang

paling benar! Kerjakan di buku latihan Anda!

1.

Pemimpin pemerintahan desa secara formal pada masyarakat suku

Dayak, disebut ....

a

.

pembekal

b.

balian

c .

mantir

d.

ketua adat

e.

orang tua-tua

2.

Orang Irian Jaya mempunyai cara-cara pengangkutan hasil buruan ke

desa-desa dan kota-kota. Apabila dikaitkan dengan ilmu ekonomi cara

itu sama dengan ....

a.

berburu

b.

menjual

c .

konsumsi

d.

distribusi

e.

pemasaran

3.

Dondang, lonjo, ambang, jarat, dan sipet adalah alat-alat berburu babi

hutan dan rusa bagi orang ....

a.

Bgu

b.

Dayak

c .

Bugis

d.

Makasar

e. Jawa

4.

Orang Bugis dan Makasar terkenal sebagai suku bangsa pelaut di Indo-

nesia yang telah mengembangkan kebudayaan ....

a.

berburu

b.

bertani

c .

maritim

d.

berladang

e.

berdagang

5.

Berikut ini yang bukan daerah bercocok tanam menetap adalah ....

a.

kepulauan Asia Tenggara

b.

kawasan pegunungan Himalaya

c.

daerah sungai Kongo di Afrika

d.

daerah sungai Amazon di Amerika Selatan

e.

daerah sungai Nil di Makasar

Antropologi SMA Kelas XII

162

6.

Hubungan sistem kekerabatan suku bangsa Sunda dengan suku bangsa

Jawa adalah sama-sama menganut sistem ....

a .

parental

d.

ambilineal

b.

patrilineal

e .

bilineal

c .

matrilineal

7.

Berikut ini jenis-jenis kesenian;

1) wayang, tari, drama

2) seni lukis, sastra, bangunan

3) seni musik, balet, rebana

4) seni debus, kulintang, wayang

5) seni sastra, macapat, saman

Dari pernyataan di atas, yang benar termasuk jenis kesenian suku Jawa

adalah ....

a.

1 dan 2

b.

2 dan 3

c.

3 dan 4

d.

4 dan 5

e.

5 dan 1

8.

Persamaan hubungan suku Minangkabau dengan suku Sunda dilihat dari

segi agama yang dianutnya secara mayoritas adalah penganut ....

a.

agama Kristen

b.

agama Hindu

c .

dinamisme

d.

agama Buddha

e.

agama Islam

9.

Suku bangsa Minangkabau cenderung suka merantau karena ....

a.

adanya asumsi bahwa di luar daerah banyak peluang untuk mencari

kerja sesuai dengan keinginannya

b.

pola pikir bercocok tanam bersifat dinamis sehingga cenderung

belajar ke daerah yang lain

c.

pola pikir bercocok tanam bersifat statis sehingga muncul motivasi

untuk meninggalkan daerahnya

d.

adanya asumsi bahwa bercocok tanam padi tidak bisa dilakukan

untuk mencapai kekayaan

e.

sistem yang dianut berdasarkan garis keturunan dari ibu yang

mengatur perekonomian

10. Persamaan etnis Jawa dengan etnis Sunda dilihat dari dimensi per-

seimbangan pencarian jodoh adalah mencari yang ....

a.

status sosialnya sederajat

b.

memiliki kesadaran untuk berbuat baik

c.

sama-sama memiliki harta yang banyak

d.

memiliki pandangan jauh ke depan

e.

memiliki garis keturunan yang baik

Soal Semester 2

163

11. Jenis mata pencaharian yang paling tua adalah ....

a.

beternak dan berladang

b.

menenun dan berladang

c.

berburu dan meramu

d.

bercocok tanam menetap dan irigasi

e.

menangkap ikan dan bercocok tanam

12. Orang Batak Toba mempunyai konsep bahwa alam beserta isinya

diciptakan oleh ....

a.

Tuan Banua Koling

b.

Dibata Mula Jadi Na Bolon

c.

Pane Na Bolon

d.

Dibata Kaci-Kaci

e.

Silaon Na Bolon

13. Marga Hula-hula bagi orang Batak harus dihormati, karena ....

a.

marga yang terdiri dari orang tua kita

b.

marga hula-hula dianggap sebagai marga pemberi izin pada suatu

perkawinan

c.

marga ini merupakan sumber magis (sahala) bagi marga Boru, dan

dianggap selalu melimpahkan rahmat pada warga boru

d.

marga hula-hula sama dengan marga boru

e.

marga ini merupakan marga tertinggi dari marga lain

14. Berkut ini yang bukan merupakan ciri-ciri ilmu pengetahuan adalah ....

a.

bersifat empiris

b.

objektif

c.

demokratis

d. rasional

e. memiliki tujuan

15. Berikut ini yang termasuk ilmu pengetahuan adalah ....

a.

komputer

b.

pesawat terbang

c. telepon

d. penggilingan padi

e. matematika

16. Manusia prasejarah di Indonesia telah memiliki alat transportasi yang

mudah dan murah. Yang pertama-tama digunakannya adalah alat

transportasi berupa ....

a.

kereta yang ditarik oleh manusia

b. kereta yang ditarik oleh hewan

c. angkutan air dengan tenaga angin

d. angkutan air dengan menggunakan tenaga manusia

e. menggunakan kuda, lembu, dan kerbau sebagai kendaraan

Antropologi SMA Kelas XII

164

17. Berikut ini adalah alat komunikasi tradisional ....

a.

telepon

d. megafon

b. kentongan

e. radio

c. telegraf

d. megafon

e. radio

18. Berikut ini yang bukan termasuk jenis industri mesin dan logam dasar

adalah industri ....

a.

mesin perkakas

d. kecil

b. alat-alat berat

e. kendaraan bermotor

c. mesin listrik

d. kecil

e. kendaraan bermotor

19. Penerapan teknologi perlu memperhatikan norma dan nilai-nilai budaya

yang berkembang dalam masyarakat. Hal ini disebabkan karena.....

a.

teknologi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup

b. teknologi mempermudah perjalanan

c. teknologi sangat mendukung pengkajian program pembangunan

nasional

d. teknologi dikembangkan demi kemaslahatan rakyat banyak

e. teknologi menjadi metode untuk memecahkan masalah

20. Teknik nuklir dapat dimanfaatkan antara lain dalam bidang ....

a.

kegiatan di pabrik kertas

b. instalasi perminyakan

c. kesehatan

d. pengukuran kelembapan udara

e. jawaban a, b, c, dan d benar

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1.

Bandingkan antara kebudayaan Batak dengan kebudayaan Minangkabau

khususnya dalam bidang kekerabatan dan religi!

2

.

Bandingkan sistem kekerabatan Dayak dengan Bugis!

3.

Jelaskan sistem Subak di Bali!

4.

Bagaimana urutan keturunan masyarakat Sunda bila dilihat dari sudut

ego untuk tujuh generasi ke atas dan tujuh generasi ke bawah?

5. Deskripsikan pengertian dan ciri-ciri ilmu pengetahuan dan teknologi!

Soal Akhir Buku

165

Ujian Akhir Buku

I.

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang

paling benar! Kerjakan di buku latihan Anda!

1.

Tari Saman yang dilakukan oleh penari-penari dalam posisi duduk berasal

dari daerah ....

a

.

Batak

d.

Aceh

b.

Palembang

e.

Minangkabau

c.

Lampung

2.

Seni drama tradisional yang berasal dari Bali yang sampai sekarang

masih dapat kita saksikan melalui televisi adalah ....

a .

ludruk

b.

lenong

c. arja

d.

kethoprak

e.

cupak gerandang

3.

Yang berpendapat bahwa Buddhisme, Kristen, dan Islam merupakan

golongan misionari adalah ....

a.

R. Marett

b.

Robertson Smith

c.

Emile Durkheim

d.

Edward B. Tylor

e.

Lucien Levy-Bruhl

4.

Perkembangan Iptek di kalangan umat Islam, antara lain dimulai dengan

adanya masa ....

a.

Renaissance

b.

Reformasi

c.

Aufklarung

d.

Penerjemahan

e.

Madinah

5.

Berdasarkan sifatnya ilmu pengetahuan digolongkan sebagai ....

a.

ilmu pengetahuan alamiah

b.

ilmu pengetahuan sosial

c.

ilmu pengetahuan budaya/humaniora

d.

ilmu pengetahuan eksak

e.

ilmu pengetahuan murni

6. Berdasarkan manfaatnya/kegunaannya ilmu pengetahuan digolongkan

sebagai ....

a.

ilmu pengetahuan non eksak dan eksak

b.

ilmu pengetahuan murni dan terapan

c.

ilmu pengetahuan alam

d.

ilmu pengetahuan sosial

e.

ilmu pengetahuan budaya

Antropologi SMA Kelas XII

166

7.

Kegiatan keilmuan pertama kali muncul di lingkungan bangsa Mesir Kuno,

misalnya berkembangnya sistem almanak. Hal ini didorong oleh suatu

peristiwa tahunan, yakni ....

a.

angin topan di padang pasir

b.

banjir sungai Nil

c.

musim panas di Mesir

d.

gempa bumi di pantai utara Mesir

e.

pergantian jenis ikan di sungai Nil

8.

Zaman modern, yang ditandai dengan perkembangan Iptek, di Eropa

dimulai dengan adanya masa ....

a.

peradaban Yunani-Romawi

b.

renaissance

c.

aufklarung

d.

revolusi Perancis

e.

penerjemahan

9.

Dalam konsepsi kepercayaan orang Batak

Debata Mulajadi na Bolon

adalah ....

a.

Pencipta alam semesta

b.

Pemelihara alam semesta

c.

Perusak alam semesta

d.

Penguasa dunia makhluk halus

e.

Penguasa matahari dan bulan

10. Sahala adalah kekuatan jiwa atau ruh yang dimiliki ....

a.

seseorang yang meninggal

b.

Datu atau raja yang meninggal

c.

kepala keluarga yang meninggal

d.

ibu yang meninggal

e.

bayi yang meninggal

11. Nungkuni bagi orang Batak Karo adalah ....

a.

perkenalan antara pemuda dan pemudi

b.

kunjungan lamaran dari pihak pria kepada pihak wanita

c.

pernikahan yang diselenggarakan di rumah pihak wanita

d.

penyerahan mas kawin dari pihak pria kepada pihak wanita

e.

harta yang diterima saudara laki-laki si gadis

12. Tanah ulayat adalah tanah milik warga/persekutuan yang diperoleh

dengan ....

a.

jual beli antarklen

b.

membuka hutan bersama dalam satu klen

c.

mewarisi turun-temurun dari nenek moyang

d.

meminjam dari kepala suku karena terjadi bencana

e.

menerima dari kepala karena jasa-jasanya

Soal Akhir Buku

167

13. Upacara ‘turun mandi,’ bagi orang Minangkabau adalah ....

a.

memandikan bayi pertama kali dengan air dingin

b.

mensyukuri kelahiran seorang bayi

c.

syukuran atas kelahiran seorang bayi

d.

syukuran atas pernikahan anak perempuannya

e.

menurunkan pertama kali kaki bayi menyentuh tanah

14. Urang Sumando (Minangkabau) adalah perkawinan antara pemuda

dengan pemudi dalam ....

a.

satu kampung

b.

satu klen

c.

satu keluarga

d.

satu nenek/kakek

e.

satu kota

15. Orang Minangkabau menarik garis keturunan secara ....

a .

matrilineal

b.

patrilineal

c .

bilateral

d.

unilateral

e .

uxorilokal

16. Seorang yang bertugas membantu kampung dalam mengatur masalah

keagamaan disebut ....

a.

Matri adat

b.

Dubalang

c.

Karapatan

d.

Lembaga penghulu

e. Datuk

17. Rumah adat Minangkabau biasanya disebut ....

a.

rumah panggung

b.

rumah gadang

c.

rumah anjuang

d.

rumah gonjong

e.

pagu

18. Grebeg Maulud pada prinsipnya merupakan upacara tradisional di

Jogjakarta dan Surakarta dengan maksud untuk memperingati ....

a.

hari kelahiran Nabi Muhammad saw

b.

turunnya wahyu Alquran yang pertama kali

c.

perintah melaksanakan salat

d.

masuknya agama Islam di Jawa

e.

berdirinya kerajaan Mataram

Antropologi SMA Kelas XII

168

19. Kepercayaan adanya

kasekten

biasanya dihubungkan dengan ....

a.

puasa

b.

kekayaan

c.

keturunan

d.

ilham/mimpi

e.

benda pusaka

20. Perkawinan antara seorang duda dengan seorang adik perempuan

almarhum istrinya disebut perkawinan ....

a.

ngarang wulu

b.

wayuh

c. biasa

d.

pisah kebo

e.

kumpul kebo

21. Bahasa yang khusus dipakai di kalangan istana (Jawa) adalah bahasa ....

a.

krama

b.

krama inggil

c.

bagongan

d.

madyantara

e .

ngoko

22.

Ngunduh temanten

, biasanya dilakukan oleh pihak mempelai laki-laki

setelah ....

a.

3 hari setelah upacara pernikahan

b.

7 hari setelah upacara pernikahan

c.

5 hari setelah upacara pernikahan

d.

9 hari setelah upacara pernikahan

e.

11 hari setelah upacara pernikahan

23. Sistem keturunan dalam masyarakat Sunda bersifat ....

a .

matrilineal

b.

patrilineal

c .

bilateral

d.

unilateral

e .

uxorilokal

24. Panah titisara di Jawa Barat biasanya diberikan kepada ....

a.

buruh tani

b.

guru ngaji

c.

petani sawah

d.

petani lading

e.

pamong desa

Soal Akhir Buku

169

25. Sanggah di Bali biasanya digunakan untuk upacara keagamaan yang

ruang lingkupnya meliputi ....

a.

keluarga

d.

kecamatan

b.

dusun

e .

propinsi

c. desa

26. Orang Bali yang beragama Hindu mengenal konsep Trimurti dalam tiga

wujud : Brahma, Wisnu, Siwa. Ketiga wujud itu mempunyai arti ....

a.

melindungi, menciptakan, dan merusak

b.

menciptakan, melebur, dan merusak

c.

menciptakan, melindungi serta memelihara, dan merusak

d.

melindungi, menciptakan, serta melebur, dan memelihara

e.

memelihara, menciptakan, serta melebur, dan merusak

27. Di Bali, pejabat agama yang memelihara kuil-kuil tempat pemujaan umum

dan melaksanakan upacara keagamaan disebut ....

a.

pemangku

b.

sulinggah

c.

pedande

d.

resi

e.

pendeta

28. Faktor penyebab suku bangsa Bali menganut agama Hindu Bali

adalah ....

a.

agama Hindu telah terjalin ke dalam unsur-unsur budaya Bali sejak

dahulu

b.

penyebaran agama Hindu berasal dari kerajaan Majapahit

c.

adanya pendeta-pendeta yang menyebarkan agama Hindu berasal

dari Bali

d.

adanya serangan kerajaan Blambangan ke daerah Bali pedalaman

e.

ekspansi kerajaan Mulawarman ke pulau Bali sehingga mening-

galkan budaya Hindu

29. Kaharingan mempunyai pengertian ....

a.

mata pencaharian

b.

sumber penghidupan

c.

kekuatan gaib

d.

kekuatan jiwa dan raga

e.

air penghidupan

30. Upacara tiwah (di Kalimantan) adalah ....

a.

upacara memandikan jenazah

b.

upacara mengkhafani jenazah

c.

upacara mengubur jenazah

d.

upacara membakar jenazah

e.

upacara memperingati hari kematian

Antropologi SMA Kelas XII

170

31. Perkawinan antara saudara sepupu derajat kesatu dari pihak ayah

maupun pihak ibu di daerah Bugis-Makasar disebut ....

a.

assialanna memang

b.

mipakambini bellaya

c.

assialang marola

d.

salimara

e .

silariang

32. Tugas ulu-ulu dalam masyarakat Jawa adalah ....

a.

mengatur pembagian warisan

b.

mengatur pembagian air untuk pertanian

c.

memelihara bangunan suci

d.

mengurusi kebersihan lingkungan

e.

mengawasi pembangunan desa

33. Perbedaan yang mencolok antara suku Batak dengan suku Minangkabau

terletak pada sistem ....

a.

bahasa

b.

kesenian

c .

religi

d.

mata pencaharian

e.

kekerabatan

34. Kelompok kekerabatan orang Batak memperhitungkan hubungan

keturunan secara ....

a .

patrilineal

b.

matrilineal

c .

bilateral

d.

unilateral

e .

ambilineal

35. Perkawinan ideal bagi orang Batak Toba adalah perkawinan seorang

anak laki-laki dengan anak perempuan dari saudara laki-laki ibunya

(paman) yang disebut ....

a.

rimpal/marpariban

b.

hula-hula

c.

marhusip

d.

marsiurupa

e.

mangalua

36. Orang Minangkabau mengenal kesatuan pemerintahan yang terdiri atas

beberapa kampung, sekaligus kesatuan masyarakat hukum adat yang

mengurusi rumah tangga secara otonom yang disebut ....

a.

huta

b.

desa

c.

nagari

d.

paruik

e .

bius

Soal Akhir Buku

171

37. Bingkisan pertunangan di daerah Jawa disebut ....

a .

tukon

b.

boli

c.

tanda

d.

seserah

e.

peningset

38. Selamatan sesudah 1000 hari meninggalnya seseorang, oleh orang Jawa

disebut ....

a.

surtanah

b.

nyatus

c.

mendak sepisan

d.

mendak pindo

e.

nguwis-nguwis

39. Menurut orang Asmat kematian yang bukan akibat pembunuhan

disebabkan oleh ....

a.

sihir hitam

b.

roh jahat

c.

penyakit jiwa

d.

penyakit menular

e.

kehendak Tuhan

40. Seperti halnya masyarakat Jawa, masyarakat Irian juga mengenal aliran

kebatinan yang disebut ....

a.

amabai

b.

sepro

c.

gaba-gaba

d.

cargo cults

e.

nuanyadedka

41. Perkawinan yang ideal dari daerah Batak Toba adalah antara orang-

orang Marpariban, artinya perkawinan ....

a.

saudara sepupu

b.

saudara sepupu satu

c.

seorang laki-laki dengan saudara laki-laki ayahnya

d.

asal calon mempelai putri harus dari klen yang lain

e.

seorang laki-laki dengan anak perempuan saudara laki-laki ibunya

42. Perbedaan pengaruh dari kebudayaan Jawa Hindu di berbagai daerah di

Bali di zaman Majapahit dahulu menyebabkan adanya ....

a.

dua bentuk masyarakat Bali, yaitu Bali Aga dan Bali Majapahit

b.

orang-orang Hindu yang menjadi pemimpin dan orang-orang

kebanyakan

c .

orang-orang Hindu yang bertempat tinggal di kota dan di pegunungan

d.

orang-orang Hindu yang sudah beradab dan masih biadab

e.

orang-orang Hindu yang suka merantau dan hidup di Bali

Antropologi SMA Kelas XII

172

43. Di Bali digunakan dua macam kalender, yaitu kalender ....

a.

India dan Indonesia

b.

Gujarat dan Kalingga

c.

Hindu Bali dan Jawa Bali

d.

Amarawati dan Palawa

e.

Sanksekerta dan Indonesia

44. Yang membedakan suku bangsa Dayak dengan suku bangsa Asmat dilihat

dari segi mata pencahariannya adalah ....

a.

suku Dayak meramu sagu sedangkan suku Asmat bercocok tanam

di ladang

b.

suku Asmat meramu sagu, sedangkan suku Dayak bercocok tanam

di ladang

c.

etnis Dayak menanam padi, sedangkan Asmat beternak

d.

suku Asmat beternak, sedangkan suku Dayak berkebun

e.

etnis Dayak bercocok tanam menetap, sedangkan Asmat berburu

dan meramu

45. Tempat tinggal orang Dayak Ngaju adalah di ....

a.

pedesaan

d.

tengah kota

b.

pedalaman

e.

sungai-sungai besar

c.

pinggiran kota

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1.

Ada berapa jenis wayang yang Anda ketahui? Sebutkan dan jelaskan!

2

.

Deskripsikan dampak negatif dari perkembangan media informasi dan

komunikasi di Indonesia!

3.

Bagaimana urutan keturunan masyarakat Sunda bila dilihat dari sudut

ego untuk tujuh generasi ke atas dan tujuh generasi ke bawah?

4.

Bandingkan antara kebudayaan Batak dengan kebudayaan Minangkabau

khususnya dalam bidang kekerabatan dan religi!

5.

Deskripsikan sistem kekerabatan masyarakat Sunda!

Daftar Pustaka, Glosarium, Indeks

173

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir. 1979.

Risalah dan Kumpulan Data tentang Perkembangan Seni Ukir

Jepara.

Jepara: Pemda Tingkat II Jepara.

Anis da Rato. 1988.

Ringkasan Sosiologi Antropologi

. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.

Bintarto.R.1983.

Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya

. Jakarta: Ghalia.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

. Jakarta: Balai

Pustaka.

Fischer.TH. 1954. Inleiding tot Culture Anthropologie van Indonesia

Pengantar

Antropologi Kebudayaan Indonesia

. Terj. Anas makruf. Jakarta: Pembangunan.

Geertz. Cliffort.1981.

Aneka Budaya dan Komunitas Indonesia

. Jakarta: Yayasan Ilmu-

Ilmu Sosial UI

Harsojo. 1979.

Pengantar Antropologi

. Jakarta: Binacipta.

Haviland, William A.

Antropologi

.. jakarta: Erlangga.

I Gede Widja. 1987.

Sejarah Lokal Suatu Perspektif dalam Pengajaran Sejarah.

Jakarta:

DIKTI.

Ihromi.T.O. 1990.

Pokok-Pokok Antropologi Budaya

. Jakarta: Penerbit Gramedia.

Jacob Sumardjo. (2004).

Kesusasteraan Melayu Rendah Masa Awal

. Yogyakarta: Galang

Press

Koentjaraningrat. 1964.

Tokoh-Tokoh Antropologi

. Jakarta: Universitas Jakarta.

_______. 1976.

Manusia dan Kebudayaan di Indonesia

. Jakarta: Djambatan.

_______. 1993.

Masalah Kesukubangsaan dan Integrasi Nasional

. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

_______. 1996.

Pengantar Antropologi I.

Jakarta: Rineka Cipta.

________ 1980

Sejarah Teori Antropologi I

. Jakarta: Universitas Indonesia.

Maryaeni, Dr. M.Pd. 2005.

Metode Penelitian Kebudayaan

. Jakarta: Bumi Aksara.

Moleong, Lexy J., Prof., Dr, MA.2006.

Metodologi Penelitian Kualitatif

. Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya.

Nasikun J. 2004.

Sistem Sosial Budaya Indonesia

. Jakarta: Penerbit Bina Aksara.

Setiawan, B. (Ed.). 1990.

Ensiklopedi Nasional Indonesia

. Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka.

Shadily, Hassan (Ed.). (t. th.).

Ensiklopedi Indonesia.

Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van

Hoeve.

Suparlan, Parsudi. (t. th.).

Kebudayaan dan Pembangunan

. Jakarta: Kertas Kerja.

SP. Gustami. 2000.

Seni Kerajinan Mebel Ukir Jepara: Kajian Estetik melalui

Pendekatan Multidimensional

. Yogyakarta: Kanisius.

Antropologi SMA Kelas XII

174

Tarwotjo. 1994. E

tnografi.

Jakarta: Balai Pustaka.

Sardiman AM. dkk. 1996.

Sejarah Nasional dan Sejarah Umum.

Penerbit Kendang

Sari.

Soegeng Toekio M .2000.

Mengenal Ragam Hias Indonesia.

Bandung: Angkasa.

Soekanto, Soerjono. 1981.

Suatu Pengantar Sosiologi

. Jakarta: Rajawali.

Soeri Soeroto,

“Sejarah Kerajinan di Indonesia”

dalam

Prisma

8 Agustus 1983.

Suprapno. 1983.

Mengenal Budaya Bangsa Indonesia: Ornamen Ukir Kayu

Tradisional Jawa,

Jld I. Semarang: tanpa tahun.

Syafii dan Tjetjep Rohendi Rohidi. 1987.

Ornamen Ukir.

Semarang: IKIP Semarang .

Yad Mulyadi. 1999.

Antropologi

. Bandung: PT. Granesia

Standar d Edition volume 2, Asia Offset Solo 1996

Sindo 12 Nopember 2006

http://en.wikipedia.org

http://www.art-pacific.com

http://intranet.usc.edu.au

http://www.eljohn.net

http://saigan.com

http://sukarno.netfirms.com

http://www.kutaikartanegara.com

http://www.philosophypages.com

http://mputantular.tripod.com

http://khatulistiwa.free.fr

http://images.google.co.id

http://www.gkj-online.com

http://www.bali-dance-friday.com

http://students.ukdw.ac.id

http://www.undanganku.info

http://trumpet.sdsu.edu

http://www.indonesiamedia.com

http://www.emmes.net

http://www.asiastudy.com

http://www.syberg.be

http://home10.inet.tele.dk

http://swaramuslim.net

Daftar Pustaka, Glosarium, Indeks

175

GLOSARIUM

Akulturasi

: Proses bercampurnya dua kebudayaan atau lebih yang saling

mempengaruhi.

Arkeologi

: Ilmu tentang kehidupan dan kebudayaan zaman kuno

berdasarkan benda-benda peninggalan, misalnya patung-

patung.

Arwah

: Jiwa dari orang yang meninggal.

Aspirasi

: Harapan dan tujuan untuk keberhasilan pada masa yang akan

datang.

Begu (Batak)

: Hantu

Bilateral

: Kekerabatan dihubungkan melalui garis ayah maupun ibu.

Carik (Jawa)

: Juru tulis kepala desa.

Clan (klan)

: Kelompok suatu kategori keturunan unilineal yang anggota-

anggotanya menghubungkan keturunannya secara patrilineal

atau matrilineal dengan seorang leluhur pertama.

Cross Cousin

: Saudara se

pupu yang hubungannya dengan ego melalui

saudara laki-laki ibu ego (saudara sepupu silang).

Culture (budaya)

: Sistem pengetahuan yang sedikit banyak diterima oleh semua

anggota masyarakat.

Deskriptif

: Bersifat menggambarkan apa adanya.

Difusi

: Penyebaran atau perembesan suatu kebudayaan dari satu

pihak ke pihak lain.

Drama

: Komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat

menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku

(akting) atau dialog yang dipentaskan.

Dukun

: Orang yang mengobati, menolong orang sakit, memberi jampi-

jampi (mantra, guna-guna, dan sebagainya).

Endogami

: Perkawinan di dalam kelom

pok (komunitas) tertentu atau

lingkungan kerabat.

Enkulturasi

: Pembudayaan

Estetika

: Cabang filsafat yang menelaah dan membahas seni dan

keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya.

Ethnik

: Berkaitan dengan kelompok sosial dalam sistem sosial atau

kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu

karena keturunan , adat, agama, bahasa, dan sebagainya

Etnografis

: Bersifat atau berdasarkan ke

budayaan suku-suku bangsa

yang hidup tersebar di muka bumi.

Antropologi SMA Kelas XII

176

Folklore

: Adat-istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan

secara turun-temurun tetapi tidak dibukukan.

Globalisasi

: Suatu proses dimana batas-batas negara luluh dan menjadi

tidak penting lagi dalam kehidupan sosial.

Huta (Batak)

: Persekutuan hukum yang terdiri atas beberapa desa atau

kampung di daerah Batak.

Joglo

: Gaya bangunan (terutama tempat tinggal) khas Jawa, atapnya

menyerupai trapezium, di bagian tengah menjulang ke atas

berbentuk limas.

Kaharingan

: Agama asli orang Dayak.

Karangan etnografi

: Suatu deskripsi mengenai kebudayaan suatu suku bangsa.

Kokolot (Sunda)

: Petugas yang menyampaikan perintah pamong desa kepada

warga.

Kulisi (Sunda)

: Petugas yang bertanggung jawab dalam hal keamanan desa.

Kuwalat (Jawa)

: Mendapat bencana karena berbuat kurang baik kepada orang

tua dan sebagainya.

Lelembut

: Makhluk halus

Levirat

: Sistem dimana saudara laki-laki (kerabat laki-laki dekat yang

ekuivalen) dari orang laki-laki yang meninggal menggantikan

status almarhum sebagai suami dengan mengawini jandanya.

Logat

: Cara mengucapkan kata-kata (aksen) atau lekuk lidah yang

khas.

Mantera

: Perkataanan/ucapan yang dapat mendatangkan daya gaib.

Mantir (Dayak)

: Orang tua yang dianggap ahli dalam adat sehingga merupakan

penasehat penghulu dalam soal adat.

Marsitalolo (Batak)

: Cara panen padi dua-tiga kali dalam setahun.

Matrilineal

: Prinsip keturunan dari leluhur wanita melalui anak wanita, cucu

wanita, dan sebagainya.

Memedi (Jawa)

: Makhluk halus, hantu

Meramu

: Sistem mata pencaharian hidup berupa mengumpulkan

makanan yang tersedia di alam bebas kemudian dimasak atau

diawetkan.

Metode pengamatan

: Suatu cara mengumpulkan data melalui pengamatan inderawi

dengan melakukan pencatatan terhadap gejala-gejala yang

terjadi pada objek penelitian secara langsung di tempat

penelitian.

Mitos

: Cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan pada zaman

dahulu, yang mengandung penafsiran asal-usul semesta alam

dan bangsa itu sendiri, yang mengandung arti mendalam yang

diungkapkan secara gaib.

Daftar Pustaka, Glosarium, Indeks

177

Nagari (Minang)

: Merupakan kesatuan pemerintahan yang terdiri atas beberapa

kampung, sekaligus kesatuan masyarakat hukum adat yang

mengurusi rumah tangganya secara otonomi.

Njlimet (Jawa)

: Sampai pada hal-hal yang sekecil-kecilnya.

Nrimo (Jawa)

: Menerima keadaan apa adanya (tidak banyak menuntut)

Nyepi (Bali)

: Perayaan tahun baru saka yaitu tanggal satu dari bulan

kesepuluh, dan malamnya menghindari menyalakan api, bagi

umat Hindu Darma.

Nyewu (Jawa)

: Selamatan setelah genap 1000 hari meninggalnya seseorang,

kadang-kadang disebut juga nguis-nguisi.

Observasi

: Pengamatan, peninjauan secara cermat.

Osbopan (Asmat)

: Roh jahat yang membawa penyakit dan bencana.

Penelitian etnografi

: Suatu kegiatan pengumpulan bahan keterangan yang dilakukan

secara sistematis mengenai cara hidup serta berbagai kegiatan

sosial yang berkaitan dengan berbagai unsur kebudayaan dari

suatu masyarakat.

Pura

: Tempat beribadah (bersembahyang) untuk penganut agama

Hindu Darma.

Pustaha

(Batak)

: Buku bacaan berbahasa atau bertuliskan huruf Batak, terbuat

dari kulit kayu.

Religi

: Agama dan kepercayaan, animisme, dinamisme, dan

sebagainya.

Ritual

: Upacara keagamaan.

Sahala (Batak)

: kharisma, roh kekuatan yang dimiliki seseorang.

Selamatan

: Suatu upacara makan bersama, makanan diberi doa kemudian

dibagi-bagikan.

Shaman

: Seseorang yang dianggap memiliki suatu kemampuan khusus

berhubungan dengan makhluk atau kekuatan spiritual.

Sipet (Dayak)

: Alat berburu berisikan ranjau kayu atau bambu runcing.

Subak

: Sistem pengairan teratur yang diselenggarakan oleh masyarakat

Bali.

Tabu

: Yang dilarang atau dianggap suci/tidak boleh disentuh,

diucapkan, dan sebagainya (pantangan).

Teknologi

: Kemampuan teknik dalam pengertia

nnya yang utuh dan

menyeluruh bertopang kepada ilmu pengetahuan yang

bersandar kepada proses teknis tertentu.

Tondi

: Roh, jiwa.

Tsyimbu (Asmat)

: Upacara pembuatan dan pengukuhan perahu lesung.

Antropologi SMA Kelas XII

178

Tunggal Panaluan (Batak): T

ongkat kayu berukir lima wajah laki-laki. Dua wajah perempuan,

satu wajah anjing, dan satu ular, kemudian dililiti dengan benang

tiga warna : merah, hitam, putih.

Ulu-ulu (Sunda)

: Mengatur perbaikan air dengan memperbaiki selokan.

Unsur

: Bagian terkecil dari suatu benda.

Wawancara

: Proses memperoleh keterangan untuk penelitian dengan cara

tanya jawab secara langsung antara si penanya yang disebut

pewawancara dengan si penjawab yang disebut responden

atau informan.

Yi-ow (Asmat)

: Roh nenek moyang yang baik, terutama bagi keturunannya.

Daftar Pustaka, Glosarium, Indeks

179

INDEKS SUBJEK

A

akulturasi 12, 39

Amanna Gappa 128, 167

arkeologi 88, 91

Arndt 34

arwah 10, 22, 39, 40

B

Begu 168

Bilateral 109, 114, 135, 158, 168

C

Carik 113, 168

Clan 168

Cross Cousin 168

Culture 38, 168

D

Deskriptif 168

Difusi 168

Drama 48, 152, 155, 168

Dukun 103, 168

E

Emile Durkheim 45

Endogami 118, 130, 136, 168

Enkulturasi 168

Estetika 54, 61, 168

estetis 2, 48

Ethnik 168

Etnografis 168

F

Folklore 169

G

Gama 32

Globalisasi 73, 169

J

Joglo 111, 169

K

Kaharingan 121, 123, 159, 169

Karangan etnografi 150, 161

Kokolot 115

Kokolot (Sunda) 169

Kulisi 115

Kulisi (Sunda) 169

Kuwalat (Jawa) 169

L

Lelembut 169

Levirat 130, 169

Logat 169

M

Mantera 169

Mantir 123, 151

Mantir (Dayak) 169

Marsitalolo 169

Matrilineal 104, 136, 151, 157, 169

Memedi 169

meramu 152, 161

Metode pengamatan 139, 169

Mitos 113, 169

N

Nagari 106, 160, 162, 170

Njlimet 170

Nrimo 170

Nyepi 170

Nyewu 170

O

Obeservasi 137, 138, 139, 143, 162, 170

Osbopan 170

P

Penelitian Etnografi 138, 139, 150,

162, 170

Pura 39, 117, 170

Pustala 170

Antropologi SMA Kelas XII

180

R

Religi 32, 33, 43, 100, 104, 144, 170

Ritual 37, 170

S

Sahala 101, 153, 156, 170

Selamatan 170

Seni 30, 47, 61, 103, 110, 152, 163

Shaman 170

Sipet 124, 151, 170

Subak 117, 119, 154, 170

T

Tabu 170

Teknologi 51, 52, 60, 82, 154, 170

Tondi 101, 170

Tsyimbu 170

Tunggal Panaluan 171

U

Ulu-ulu 113, 115, 159, 171

Unsur 8, 32, 35, 49, 50, 61, 171

W

Wawancara 138, 154, 171

Y

Yi-ow 171

Daftar Pustaka, Glosarium, Indeks

181

INDEKS PENGARANG

Amanna Gappa

Kroskamp

Arndt

Levy Bruhl

Brundlandt

Marett

Edward B.Tylor

Mukti Ali

Emile Durkheim

Pastur Zehwward

Emil Salim

Pudjawijatna

Gustami

Robertson Smith

Harvey Brooks

Spindler

Hudson

Spradley

Koentjaraningrat

Van den Berg

Antropologi SMA Kelas XII

182

CATATAN

.......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

.......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

.......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

.......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

.......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

ISBN 978-979-068-222-1 (no jld lengkap)

ISBN 978-979-068-226-9

Buku ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah

dinyatakan layak sebagai buku teks pelajaran berdasarkan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2007 tanggal 25 Juni 2007 Tentang Penetapan

Buku Teks Pelajaran Yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digunakan Dalam

Proses Pembelajaran.

Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp10.168,-